Lilypie Next Birthday Ticker

Friday, May 11, 2007

Adakah yang lebih bening dari suara hati

Adakah yang lebih bening dari suara hati, kala ia menegur kita tanpa suara. Adakah yang lebih jujur dari nurani, saat ia menyadarkan kita tanpa kata-kata. Adakah yang lebih tajam dari mata hati, ketika ia menghentak kita dari beragam kesalahan dan alpa.
Sebenarnya saat yang paling indah dari putaran kehidupan ini adalah saat kita mampu secara jujur dan tulus mendengar suara hati.
Sebab dari sanalah banyak tindakan dan perilaku kita menemukan arahnya yang benar.
Dari sana amal dan segala proses kehidupan kita memiliki pijakannya yang kokoh; niat dan orientasi yang lurus.

Hati adalah panglima.
Bila ia benar dan sehat, sehat pula seluruh aktivitas fisik pemiliknya. Begitu sebaliknya.

Di dalam hati kita, di dasar sanubari kita yang paling dalam, ia ada kekuatan yang sangat perkasa, sekaligus sumber perdamaian yang tiada tara.
Di sanalah bersemayam fitrah dan jati diri ketundukan kita –juga setiap manusia- kepada Allah swt.

Hasrat hidup bermakna (the will to meaning).

Seringkali suara hati nyaris tak terdengar, lantaran tersumbat daki-daki hawa nafsu. Atau terselimuti dosa-dosa dan kemaksiatan.
Allah tidak melihat tampilan lahiriah manusia, tetapi melihat isi hati mereka.
Maka mengotori hati dengan lumuran kedengkian dan kesombongan, sama artinya dengan memadamkan cahayanya, mengacaukan jernih suaranya, dan memandulkan ketajamannya.

Kebersihan hati tidak saja pelita di dunia, tetapi juga yang dapat mengantarkan kita menghadap Allah.

Saatnya kita sesering mungkin mendengarkan suara hati, dengan tulus, jujur, dan penuh kelapangan.
Suara hati kita, nurani kita, kata hati kita, adalah jati diri keaslian kita.
Akankah kita mengkhianatinya?

Tarbawi, 311001

Saya pinjem istilah Pak Waluyo mengenai 3H, yaitu Heart, Head and Hand.Segala sesuatu yang datang dari jiwa kita, kita percaya (heart), akan ditransfer dalam pemikiran kita dalam bentuk action plan (head), dan dilaksanakan dalam day to day activity kita (hand).

Kebaikan itu adalah sesuatu yang membuat jiwa dan hati tenang.
Untuk membedakan baik dan buruk, timbangannya ada pada suara hati, ada pada nurani.
Untuk dapat berprestasi atau memperoleh hasil yang baik tanpa membuat orang gundah orang lain, hendaknya membiasakan berfikir sebelum bertindak, dan hindari terlalu banyak bicara yang bisa menyebabkan pengotoran hati.

Suara hati sangatlah penting, karena sejatinya dialah yang paling jernih menentukan langkah yang benar atau yang salah.

Betapa seringnya waktu kita terkuras untuk memperhatikan dan menilai keburukan orang lain. Dan betapa seringnya hati kita mendidih dan begitu mual melihat orang yang kita anggap pendengki.
Namun apakah pernah kita luangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk berusaha dengan jujur dan sungguh-sungguh meneliti tingkat kedengkian diri kita sendiri, jangan-jangan kedengkian kita melebihi orang lain yang kita anggap pendengki.
Bila demikian kita termasuk orang yang malang yang akan terpuruk dalam hidup ini.

  • Bagaimanakah perasaan kita ketika mendengar atau mendapat kenyataan ada seseorang mendapatkan keberhasilan, kesuksesan dan diperkirakan akan jauh lebih maju daripada kita?
  • Apakah kita punya keberanian untuk mengakui kelebihan, prestasi, kemuliaan orang lain, lalu dilanjutkan dengan penghargaan, pujian yang tulus dan proporsional? Lantas, apakah hati kita merasakan syukur yang mendalam kepada Alloh SWT dengan kesuksesan saudara kita tersebut?
  • Ataukah hati ini menolak dan berontak (tak rela) jika ada kelompok/ orang lain yang lebih maju, lebih berprestasi, dan lalu berkecenderungan untuk mementahkan prestasi orang lain tersebut dengan mencari-cari kelemahan dan kekurangannya? Lebih dari itu, berupaya menjatuhkan dengan aneka cara, seperti membeberkan kelemahan dan kekurangannya kepada orang lain dengan tujuan agar orang lain tak mengakui kesuksesannya tersebut, atau minimal berkurang kekaguman orang lain kepadanya? Dan apakah hati kita berbunga-bunga ketika melihat orang lain mulai terpengaruh dan membenarkan pendapat kita, tapi bereaksi menjadi dongkol dan meradang ketika ada yang bersimpati, membela dan mengakui kesuksesan tersebut?
  • Apakah kita senang dengan tulus, meminta pendapat, nasihat dan mendoakan dengan tulus orang/ kelompok yang kita anggap sukses? Ataukah malah menutup diri, menjauhi, enggan bersilaturahim, bahkan bersikap apriori dan melarang kelompok serta kerabatnya untuk bersilaturahim ke "kelompok lain" tersebut?
  • Apakah kita senang menempatkan diri kita untuk menyukseskan orang atau kelompok lain dengan tulus, sehingga begitu bahagianya diri kita andaikata tenaga, ilmu, buah pikir, pengalaman dan wawasan diri/ kelompok kita menjadi jalan kesuksesan bagi kelompok lain? Bahkan kebahagiaan bertambah ketika orang/ kelompok yang kita bantu begitu maju, melampaui apa yang dapat kita lakukan, bak besi beton yang menguatkan, mengokohkan, padahal dia tidak terlihat.
  • Ataukah kita menjadi sangat ingin menonjolkan diri/ kelompok kita saja?Apakah kita senang dalam kesendirian, mendo'akan saudara kita yang lebih sukses, memohon kepada Alloh agar melindunginya bahkan berharap agar lebih berhasil lagi dalam perjuangannya? Lalu menyebarluaskan kebaikan ini kepada orang lain sehingga nama dan keberhasilannya semakin menyebar?
  • Ataukah sebaliknya tak pernah teragendakan dalam do'a kita bahkan tak jarang setiap terlintas keberhasilannya, menggelora jua kedongkolan kita?Nah, saudara-saudaraku, bagaimana kita berharap umat ini maju, jika kita sendiri termasuk pendengki? Padahal, tak mungkin hanya kelompok kita saja yang bisa memajukan umat Islam, tanpa bersinergi dengan kelompok muslim lainnya.

Kita harus menyadari, justru dengan sinergi dan dengan segala potensi serta prestasi dari pelbagai elemen, kita akan jauh lebih cepat menikmati kesuksesan. Dan marilah kita awali dengan meneliti diri dan memberantas kedengkian yang membara pada diri kita sendiri terhadap saudara seiman.

Kita harus melatih diri sekuat tenaga untuk belajar menikmati dan mensyukuri kesuksesan saudara kita sebagai nikmat Alloh untuk kita semua. Dan menempatkan diri menjadi bagian kesuksesan orang/kelompok lainnya dengan tulus. (Aa Gym)

Sebagai orang yang berprestasi, sebaiknya kita menanamkan dalam diri kita sebuah keyakinan bahwa diri kita selalu memberi manfaat, memberikan keuntungan bagi orang lain.
Kata-kata yang kita ucapkan hendaknya bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi orang lain, tidak berkata sia-sia, tidak menyakiti, bahkan selalu mendoakan orang lain.
Ide-ide kita mencerminkan kebeningan hati, keteraturan pola pikir, persaudaraan, penghargaan dan kepedulian.

Kita tidak menjadi orang yang berprestasi apabila hanya pandai sendiri. Kepandaian kita sebaiknya menjadi jalan hidayah bagi orang –orang disekitar kita. Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Satu musuh terlalu banyak, dan seribu saudara terlalu sedikit.

4 PERKARA SEBELUM TIDUR

( Tafsir Haqqi )

Rasulullah berpesan kepada Aisyah ra : “Ya Aisyah jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara, yaitu :

1. Sebelum khatam Al Qur’an,
2. Sebelum membuat para nabi memberimu syafaat di hari akhir,
3. Sebelum para muslim meridhoi kamu,
4. Sebelum kaulaksanakan haji dan umroh....

“Bertanya Aisyah :
“Ya Rasulullah.... Bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika?”

Rasul tersenyum dan bersabda : “Jika engkau tidur bacalah : Al Ikhlas tiga kali seakan-akan kau mengkhatamkan Al Qur’an.

Membacalah sholawat untukKu dan para nabi sebelum aku, maka kami semua akan
memberi syafaat di hari kiamat.

Beristighfarlah untuk para muslimin maka mereka akan meridhoi kamu.

Dan,perbanyaklah bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir maka seakan-akan kamu telah melaksanakan ibadah haji dan umroh”

Sekian untuk ingatan kita bersama.
* Kalau rajin..Tolong sebarkan kisah ini kepada saudara Muslim yang lain. Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang yang mengajarnya meskipun dia sudah mati.

Thursday, May 10, 2007

Ayah kaget

Aduh Fathiin buat ayah kaget dan jadi mikirin Fathiin terus. Ceritanya begini...........

Sewaktu nenek Jipa tadi berangkat kembali ke Makassar, mulai sore tadi Fathiin jadi rewel terus. Sudah banyak yang berusaha mencoba menenangkan Fathiin tapi hasilnya Fathiin tambah jadi nangisnya. Ibu klo sudah begini jadinya panik dan menelpon Ayah di Makassar sewaktu mau masuk waktu sholat maghrib dan meminta Ayah untu segera naik ke Jeneponto.
Spontan saja Ayah jadi kaget soalnya beberapa hari ini sampai waktu Ayah mengantar Fathiin ke terminal, Fathiin tidak pernah rewel seperti saat ini. Ayah dengar suara tangisan Fathiin ditelepon keras sekali.
Setelah Ayah selesai sholat maghrib, Ayah lalu menelpon kakek rapi memastikan kondisi Fathiin sambil Ayah bersiap-siap mau berangkat ke Jeneponto. Fathiin waktu itu sudah tenang, jadi sewaktu Ayah menelpon kembali, Ibu bilang tidak usah ke atas soalnya Fathiin sudah baekan.
Akhirnya Ayah tidak jadi berangkat ke Jeneponto, tapi untuk beberapa saat Ayah jadi tidak bisa berkonsentrasi, maafin Fathiin ya dan selamat bekerja kembali Ayah.
Eh hampir lupa, Ayah cepat ke Jeneponto soalnya Fathiin jadi kangen Ayah ini.

Pulkam Lagi

Hari ini Fathiin dengan Ibu serta nenek Jipa mau berangkat ke Jeneponto, berhubung kesehatan Fathiin sudah mulai membaik. Tidak lupa juga Ayah ikut mengatar sampai terminal. Kami berangkatnya agak cepat sekitar pukul 10 pagi soalnya nenek Jipa mau langsung balik lagi ke Makassar. Oh Iya jarak dari rumah di Makassar ke rumah di Jeneponto sekitar 100km.
Fathiin jadi sedih soalnya harus pisah lagi dari Ayah. Ibu harus masuk mengajar lagi soalnya sudah izin hampir seminggu. Semoga kami bisa cepat kumpul lagi, tak sabar rasanya menunggu tahun 2009 karena di tahun ini kontrak mengajar Ibu sudah selesai, jadi Ibu bisa balik ke Makassar dan kami semua bisa berkumpul bersama setiap hari.

Tuesday, May 8, 2007

Windows Xp - Route

Route

Displays and modifies the entries in the local IP routing table. Used without parameters, route displays help.

Syntax

route [-f] [-p] [Command [Destination] [mask Netmask] [Gateway] [metric Metric]] [if Interface]]

Parameters

-f : Clears the routing table of all entries that are not host routes (routes with a netmask of 255.255.255.255), the loopback network route (routes with a destination of 127.0.0.0 and a netmask of 255.0.0.0), or a multicast route (routes with a destination of 224.0.0.0 and a netmask of 240.0.0.0). If this is used in conjunction with one of the commands (such as add, change, or delete), the table is cleared prior to running the command.

-p : When used with the add command, the specified route is added to the registry and is used to initialize the IP routing table whenever the TCP/IP protocol is started. By default, added routes are not preserved when the TCP/IP protocol is started. When used with the print command, the list of persistent routes is displayed. This parameter is ignored for all other commands. Persistent routes are stored in the registry location HKEY_LOCAL_MACHINE\SYSTEM\CurrentControlSet\Services\Tcpip\Parameters\PersistentRoutes.

Command : Specifies the command you want to run. The following table lists valid commands.

CommandPurpose

add

Adds a route.

change

Modifies an existing route.

delete

Deletes a route or routes.

print

Prints a route or routes.

Destination : Specifies the network destination of the route. The destination can be an IP network address (where the host bits of the network address are set to 0), an IP address for a host route, or 0.0.0.0 for the default route.

mask Netmask : Specifies the netmask (also known as a subnet mask) associated with the network destination. The subnet mask can be the appropriate subnet mask for an IP network address, 255.255.255.255 for a host route, or 0.0.0.0 for the default route. If omitted, the subnet mask 255.255.255.255 is used. Because of the relationship between the destination and the subnet mask in defining routes, the destination cannot be more specific than its corresponding subnet mask. In other words, there cannot be a bit set to 1 in the destination if the corresponding bit in the subnet mask is a 0.

Gateway : Specifies the forwarding or next hop IP address over which the set of addresses defined by the network destination and subnet mask are reachable. For locally attached subnet routes, the gateway address is the IP address assigned to the interface that is attached to the subnet. For remote routes, available across one or more routers, the gateway address is a directly reachable IP address that is assigned to a neighboring router.

metric Metric : Specifies an integer cost metric (ranging from 1 to 9999) for the route, which is used when choosing among multiple routes in the routing table that most closely match the destination address of a packet being forwarded. The route with the lowest metric is chosen. The metric can reflect the number of hops, the speed of the path, path reliability, path throughput, or administrative properties.

if Interface : Specifies the interface index for the interface over which the destination is reachable. For a list of interfaces and their corresponding interface indexes, use the display of the route print command. You can use either decimal or hexadecimal values for the interface index. For hexadecimal values, precede the hexadecimal number with 0x. When the if parameter is omitted, the interface is determined from the gateway address.

/? : Displays help at the command prompt.

Remarks

Large values in the metric column of the routing table are the result of allowing TCP/IP to automatically determine the metric for routes in the routing table based on the configuration of IP address, subnet mask, and default gateway for each LAN interface. Automatic determination of the interface metric, enabled by default, determines the speed of each interface and adjusts the metrics of routes for each interface so that the fastest interface creates the routes with the lowest metric. To remove the large metrics, disable the automatic determination of the interface metric from the advanced properties of the TCP/IP protocol for each LAN connection.

Names can be used for Destination if an appropriate entry exists in the local Networks file stored in the systemroot\System32\Drivers\Etc folder. Names can be used for the gateway as long as they can be resolved to an IP address through standard host name resolution techniques such as Domain Name System (DNS) queries, use of the local Hosts file stored in the systemroot\system32\drivers\etc folder, and NetBIOS name resolution.

If the command is print or delete, the Gateway parameter can be omitted and wildcards can be used for the destination and gateway. The Destination value can be a wildcard value specified by an asterisk (*). If the destination specified contains an asterisk (*) or a question mark (?), it is treated as a wildcard and only matching destination routes are printed or deleted. The asterisk matches any string, and the question mark matches any single character. For example, 10.*.1, 192.168.*, 127.*, and *224* are all valid uses of the asterisk wildcard.

Using an invalid combination of a destination and subnet mask (netmask) value displays a "Route: bad gateway address netmask" error message. This error message appears when the destination contains one or more bits set to 1 in bit locations where the corresponding subnet mask bit is set to 0. To test this condition, express the destination and subnet mask using binary notation. The subnet mask in binary notation consists of a series of 1 bits, representing the network address portion of the destination, and a series of 0 bits, representing the host address portion of the destination. Check to determine whether there are bits in the destination that are set to 1 for the portion of the destination that is the host address (as defined by the subnet mask).

The -p parameter is only supported on the route command for Windows NT 4.0, Windows 2000, Windows Millennium Edition, and Windows XP. This parameter is not supported by the route command for Windows 95 or Windows 98.

This command is available only if the Internet Protocol (TCP/IP) protocol is installed as a component in the properties of a network adapter in Network Connections

Examples

To display the entire contents of the IP routing table, type:

route print

To display the routes in the IP routing table that begin with 10., type:

route print 10.*

To add a default route with the default gateway address of 192.168.12.1, type:

route add 0.0.0.0 mask 0.0.0.0 192.168.12.1

To add a route to the destination 10.41.0.0 with the subnet mask of 255.255.0.0 and the next hop address of 10.27.0.1, type:

route add 10.41.0.0 mask 255.255.0.0 10.27.0.1

To add a persistent route to the destination 10.41.0.0 with the subnet mask of 255.255.0.0 and the next hop address of 10.27.0.1, type:

route -p add 10.41.0.0 mask 255.255.0.0 10.27.0.1

To add a route to the destination 10.41.0.0 with the subnet mask of 255.255.0.0, the next hop address of 10.27.0.1, and the cost metric of 7, type:

route add 10.41.0.0 mask 255.255.0.0 10.27.0.1 metric 7

To add a route to the destination 10.41.0.0 with the subnet mask of 255.255.0.0, the next hop address of 10.27.0.1, and using the interface index 0x3, type:

route add 10.41.0.0 mask 255.255.0.0 10.27.0.1 if 0x3

To delete the route to the destination 10.41.0.0 with the subnet mask of 255.255.0.0, type:

route delete 10.41.0.0 mask 255.255.0.0

To delete all routes in the IP routing table that begin with 10., type:

route delete 10.*

To change the next hop address of the route with the destination of 10.41.0.0 and the subnet mask of 255.255.0.0 from 10.27.0.1 to 10.27.0.25, type:

route change 10.41.0.0 mask 255.255.0.0 10.27.0.25

Formatting legend

FormatMeaning

Italic

Information that the user must supply

Bold

Elements that the user must type exactly as shown

Ellipsis (...)

Parameter that can be repeated several times in a command line

Between brackets ([])

Optional items

Between braces ({}); choices separated by pipe (). Example: {evenodd}

Set of choices from which the user must choose only one

Courier font

Code or program output

(http://www.microsoft.com/resources/documentation/windows/xp/all/proddocs/en-us/route.mspx?mfr=true)

Deep Thinking

Those who remember Allah, standing, sitting, and lying on their sides, and reflect on the creation of the heavens and the earth: "O Lord, You have not created this for nothing. Glory be to You! So safeguard us from the punishment of the Fire." (Surat Al 'Imran: 191)

Introduction


Have you ever thought about the fact that you did not exist before you were conceived and then born into the world and that you have come into existence from mere nothingness?
Have you ever thought about how the flowers you see in your living room everyday come out of pitch black, muddy soil with fragrant smells and are as colourful as they are?
Have you ever thought about how mosquitoes, which irritatingly fly around you, move their wings so fast that we are unable to see them?
Have you ever thought about how the peels of fruits such as bananas, watermelons, melons and oranges serve as wrappings of high quality, and how the fruits are packed in these wrappings so that they maintain their taste and fragrance?
Have you ever thought about the possibility that while you are asleep a sudden earthquake could raze your home, your office, and your city to the ground and that in a few seconds you could lose everything of the world you possess?
Have you ever thought of how your life passes away very quickly, and that you will grow old and become weak, and slowly lose your beauty, health and strength?
Have you ever thought about how one day you will find the angels of death appointed by Allah before you and that you will then leave this world?
Well, have you ever thought about why people are so attached to a world from which they will soon depart when what they basically need is to strive for the hereafter?
Man is a being whom Allah furnishes with the faculty of thought. Yet, most people do not use this very important faculty as they should. In fact, some people almost never think.
In truth, each person possesses a capacity for thought of which even he himself is unaware. Once man begins to use this capacity, facts he has not been able to realise until that very moment begin to be uncovered for him. The deeper he goes in reflection, the more his capacity to think improves, and this is possible for everyone. One just has to realise that one needs to reflect and then to strive hard.
The purpose of this book is to invite people to "think as they should" and show ways of "thinking as they should". Someone who does not think will remain totally distant from truths and lead his life in self-deception and error. As a result, he will not grasp the purpose of the creation of the world, and the reason for his existence on the earth. Yet, Allah has created everything with a purpose. This fact is stated in the Qur'an as follows:
We did not create the heavens and the earth and everything between them as a game. We did not create them except with truth but most of them do not know it. (Surat ad-Dukhan: 38-39)
Did you suppose that We created you for amusement and that you would not return to Us? (Surat al-Muminun: 115)
Therefore, each person needs
to ponder the purpose of creation, first as it concerns him himself, and then as it pertains to everything he sees in the universe and every event he experiences throughout his life. Someone who does not think, will understand the facts only after he dies, when he gives account before Allah, but then it will be too late. Allah says in the Qur'an that on the day of account, everybody will think and see the truth:
That day Hell is produced, that day man will remember; but how will the remembrance help him?He will say, "Oh! If only I had prepared in advance for this life of mine!" (Surat al-Fajr: 23-24)

While Allah has given us a chance in the life of this world to reflect and derive conclusions from our reflections, to see the truth will bring us great gain in our life in the hereafter. For this reason, Allah has summoned all people, through His prophets and books, to reflect on their creation and on the creation of the universe:
Have they not reflected within themselves? Allah did not create the heavens and the earth and everything between them except with truth and for a fixed term. Yet many people reject the meeting with their Lord. (Surat ar-Rum: 8)



For complete this book visit at http://www.harunyahya.com/deepthinking02.php

Harunn Yahya

Bagaimana seorang muslim berpikir

(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali 'Imran, 3:191)
Pendahuluan

Pernahkah anda memikirkan bahwa anda tidak ada sebelum dilahirkan ke dunia ini; dan anda telah diciptakan dari sebuah ketiadaan?
Pernahkan anda berpikir bagaimana bunga yang setiap hari anda lihat di ruang tamu, yang tumbuh dari tanah yang hitam, ternyata memiliki bau yang harum serta berwarna-warni?
Pernahkan anda memikirkan seekor nyamuk, yang sangat mengganggu ketika terbang mengitari anda, mengepakkan sayapnya dengan kecepatan yang sedemikian tinggi sehingga kita tidak mampu melihatnya?
Pernahkan anda berpikir bahwa lapisan luar dari buah-buahan seperti pisang, semangka, melon dan jeruk berfungsi sebagai pembungkus yang sangat berkualitas, yang membungkus daging buahnya sedemikian rupa sehingga rasa dan keharumannya tetap terjaga?
Pernahkan anda berpikir bahwa gempa bumi mungkin saja datang secara tiba-tiba ketika anda sedang tidur, yang menghancur luluhkan rumah, kantor dan kota anda hingga rata dengan tanah sehingga dalam tempo beberapa detik saja anda pun kehilangan segala sesuatu yang anda miliki di dunia ini?
Pernahkan anda berpikir bahwa kehidupan anda berlalu dengan sangat cepat, anda pun menjadi semakin tua dan lemah, dan lambat laun kehilangan ketampanan atau kecantikan, kesehatan dan kekuatan anda?
Pernahkan anda memikirkan bahwa suatu hari nanti, malaikat maut yang diutus oleh Allah akan datang menjemput untuk membawa anda meninggalkan dunia ini?
Jika demikian, pernahkan anda berpikir mengapa manusia demikian terbelenggu oleh kehidupan dunia yang sebentar lagi akan mereka tinggalkan dan yang seharusnya mereka jadikan sebagai tempat untuk bekerja keras dalam meraih kebahagiaan hidup di akhirat?
Manusia adalah makhluk yang dilengkapi Allah sarana berpikir. Namun sayang, kebanyakan mereka tidak menggunakan sarana yang teramat penting ini sebagaimana mestinya. Bahkan pada kenyataannya sebagian manusia hampir tidak pernah berpikir.
Sebenarnya, setiap orang memiliki tingkat kemampuan berpikir yang seringkali ia sendiri tidak menyadarinya. Ketika mulai menggunakan kemampuan berpikir tersebut, fakta-fakta yang sampai sekarang tidak mampu diketahuinya, lambat-laun mulai terbuka di hadapannya. Semakin dalam ia berpikir, semakin bertambahlah kemampuan berpikirnya dan hal ini mungkin sekali berlaku bagi setiap orang. Harus disadari bahwa tiap orang mempunyai kebutuhan untuk berpikir serta menggunakan akalnya semaksimal mungkin.
Buku ini ditulis dengan tujuan mengajak manusia "berpikir sebagaimana mestinya" dan mengarahkan mereka untuk "berpikir sebagaimana mestinya". Seseorang yang tidak berpikir berada sangat jauh dari kebenaran dan menjalani sebuah kehidupan yang penuh kepalsuan dan kesesatan. Akibatnya ia tidak akan mengetahui tujuan penciptaan alam, dan arti keberadaan dirinya di dunia. Padahal, Allah telah menciptakan segala sesuatu untuk sebuah tujuan sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur'an:
Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS. Ad-Dukhaan, 44: 38-39)
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (QS. Al-Mu'minuun, 23:115)

Oleh karena itu, yang paling pertama kali wajib untuk dipikirkan secara mendalam oleh setiap orang ialah tujuan dari penciptaan dirinya, baru kemudian segala sesuatu yang ia lihat di alam sekitar serta segala kejadian atau peristiwa yang ia jumpai selama hidupnya. Manusia yang tidak memikirkan hal ini, hanya akan mengetahui kenyataan-kenyataan tersebut setelah ia mati. Yakni ketika ia mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya di hadapan Allah; namun sayang sudah terlambat. Allah berfirman dalam Al-Qur'an bahwa pada hari penghisaban, tiap manusia akan berpikir dan menyaksikan kebenaran atau kenyataan tersebut:
Dan pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam; dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. Dia mengatakan, "Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini." (QS. Al-Fajr, 89:23-24)
Padahal Allah telah memberikan kita kesempatan hidup di dunia. Berpikir atau merenung untuk kemudian mengambil kesimpulan atau pelajaran-pelajaran dari apa yang kita renungkan untuk memahami kebenaran, akan menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi kehidupan di akhirat kelak. Dengan alasan inilah, Allah mewajibkan seluruh manusia, melalui para Nabi dan Kitab-kitab-Nya, untuk memikirkan dan merenungkan penciptaan diri mereka sendiri dan jagad raya:
Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka?, Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya melainkan dengan tujuan yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya." (QS. Ar-Ruum, 30: 8)


Untuk selengkapnya kunjungi alamat www.harunyahya.com/indo/buku/bagaimanaseorang002.htm
Harun Yahya

Asyikkkkkkk

Asyikkkkkk, Fathin sudah mulai baekan. Batukku sudah mulai sembuh, terima kasih yah semuanya udah doain Fathiin. Oh iya sekarang Fathiin sudah bisa tengkurap dan sudah tidak sabar lagi mau duduk dan berdiri :) .
Beberapa hari ini Fathiin merasa senang sekali soalnya semua pada merhatiin Fathiin, Asyiiiiikkk benar seperti seorang raja saja. udah dulu yah nanti Fathiin sambung lagi. Bye

Friday, May 4, 2007

Lagi Batuk

Assalamu Alaikum,
Beberapa hari ini Fathiin batuk-batuk terus, mungkin karena banyak lendir di tenggorokanku. Jadinya Fathiin susah tidur trus ayah dan ibu terpaksa begadang lagi :). Tadinya nenek Dinging beri Fathiin daun pare yang sudah di tumbuk dan di ambil airnya, kemudian dimasukkan kemulutku. Fathiin waktu itu seperti mau muntah (soalnya pahittttt), lendirpun ada yang keluar tapi tidak terlalu banyak sih. Tapi berhubung karena Fathiin juga batuk, maka Ayah dan Ibu rencananya hari ini mau bawa Fathiin konsul ke dokter, doain Fathiin yah semoga cepat sembuh.
Nanti Fathiin sambung lagi yah ceritanya, See You Soon.